🧨 Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan

Materi: Peraturan Lompat Tinggi - Tempat awalan, Tiang Misatar, Pendaratan - Lintasan Lompat Tinggi adalah lintasan untuk melakukan ancang-ancang, panjang minimumnya yaitu 15 meter. Sedangkan pada jalur lintasan yang digunakan untuk perlombaan memiliki panjang 20 meter. C PENILAIAN PEMBELAJARAN Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung Penilaian Pengetahuan : Tes lisan Penilaian Keterampilan : Teknik penilaian, yaitu tes praktik. Instrumen penilaian : Lembar pengamatan keterampilan. Kediri, 28 Juni 2022 CGP Angkatan 7 Nanang Purwitono, S.Pd. NIP. 198503102022211002 Teknikpenilaian: 1 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai siswa untuk menempuh jarak 60 meter. 2 Angka dicatat sampai per seratus detik bila stopwatch-nya digital, namun bila manual sampai per sepuluh detik. b. Angkat badan Tujuan angkat badan adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. 2Tes Angkat Tubuh (Pull-up) 60 detik. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes angkat tubuh Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal; Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma-norma yang telah dipakai dari setiap skor butir-butir dengan kategori (1) baik sekali, (2) baik, (3) sedang, (4) kurang Teknikteknik dalam penyajian tes proyeksi ada bermacam-macam cara: Stimulus tidak berstruktur --- Stimulus yang diberikan (tes) tidak terstruktur seperti tes intelegensi. Badan : Badan, khususnya "trunk" diasosiasikan dengan dorongan-dorongan dasar. , bagaimana pendekatannya terhadap tes dan bagaimana pelaksanaannya. Prinsip View5. RUBRIK EDUCATION 1A at State University of Yogyakarta. INSTRUMEN PENILAIAN KEBUGARAN JASMANI KELAS VI SD N CUNGKUK Oleh: KRISNA FITRIYANTO NIM : Pelaporanstandar penilaian menggunakan beberapa teknik penilaian, dengan pengamatan, tes, tugas akhir dan tugas tugas terstruktur. Adapun yang dinilai dari poin ini, selain RPP, silabus, juga menilai tentang dokumen analisis hasil penilaian siswa dan pengarsipan hasil evaluasi belajar yang ditelah disahkan oleh kepala atasan/kepala. 7. berkaitan dengan teknik penulisan soal) dan editorial/bahasa (berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lain). Berdasarkan penilaian para ahli, bahwa tes hasil belajar teknik dasar passing bola voli yang disusun telah sesuai dengan kemampuan siswa dan sudah sesuai dengan indikator Pengangkatandalam Jabatan Fungsional Perawat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Bagian Kedua Pengangkatan Pertama. Pasal 15 (1) Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Perawat melalui pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berstatus PNS; 45 Teknik penilaian yang digunakan guru PJOK saat akan menilai kompetensi sikap pada pembelajaran bola basket adalah. A. Tes lisan. B. Tes tertulis. C. Penugasan. D. Unjuk kerja. E. Observasi. 46. Berikut ini merupakan cara yang akan dilakukan penyelamat, dalam melakukan penyelamatan di air sehingga posisi kepala korban menghadap ke atas DasarDasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Hikayat Publishing. Demikian Penjelasan Pelajaran IPS- Ekonomi Tentang Teknik Assessment: Pengertian Menurut Para Ahli, Fungsi, Tujuan, Jenis, Prinsip, Komponen, Langkah dan Strategi. Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!! BNSPmerupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. ALAMAT BNSP. Jl. MT Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan, Indonesia 12780. 021-7992685. admin@bnsp.go.id. INFO. dnjL. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan dapat bantuan dari pihak dan berkat kerja sama kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Makassar, februari 2019 penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….. i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………ii BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Rumusan masalah 4 C. Tujuan Makalah 4 D. Manfaat 4 BAB II 5 ISI 5 A. Definisi kelentukan 5 B. Macam-macam kelentukan 6 C. Bentuk latihan kelentukan 8 D. Tes kelentukan……………………………………………………………………. E. Latihan kelentuka …………………………………………………………….. BAB III 10 PENUTUP 10 A. KESIMPULAN 10 B. SARAN 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………12 BIODATA PENULIS…………………………………………………………………………………………………………13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan olahraga nasional, sebagai mana yang di gariskan dalam UU no. 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional adalah meliputi olahraga pendidikan,olahraga prestasi dan olahraga rekreasi yang dilakukan secara terencana berkelanjutan,terukur dan komprehensif. Hal ini sesuai dangan tujuan keolahragaan nasional yakni meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas nilai moral dan akhlak yang mulia ,sportifitas,disiplin memperererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa. Seiring dengan kemajuan teknologi,upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu pendekatan olahraga saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh atlet atau pelatihnya saja,tetapi juga dari ilmuan dari berbagai diiplin ilmu. Latihan merupakan suatu factor yang sangat penting dalam meningkatkan kelentukan otot,sedangkan kelentukan merupakan modal untuk mempermudah kita dalam mencapai gerakan-gerakan yang menuntut kelentukan otot dan sendi. Berpijak dari urain diatas,penulis berkesimpuulan bahwa pentingnya melakukan tes dan pengukuran kelentukan otot sebagai suatu parameter kemampuan fisik dan parameter kemampuan fisiologis. Rumusan masalah Apa definisi dari kelentukan? Apa tujuan dan manfaat kelentukan? Apa saja macam-macam kelentukan ? Bagaimana tes mengukur kelentukan ? Apa saja latihan kelentukan? Tujuan Makalah Untuk mengetahui tentang definisi kelentukan . Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kelentukan. Untuk mengetahui macam-macam kelentukan. Untuk mengetahui tes kelentukan. Untuk mengetahui bentuk latihan kelentukan. Manfaat Manfaat makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara memepelajari kelentukan sesuai dengan latihan-latihan sesuai dengan tes dan pengukuran dan juga sebagai bahan diskusi. BAB II ISI Definisi kelentukan Kelentukan adalah kemampuan tubuh mengulur tubuh seluas-luasnya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan mengerakkan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya. Kemampuan ini terkait juga dengan kemampuan peregangan otot dan jaringan sekeliling sendi. Kelentukan flexibility merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas Jonath/Krempel, 1981.Flexibility refers to the range of motion around a joint Bompa, 2000 31. Dapat dijelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan amplitudo gerakan range of motion yang besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas. Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Kelentukan berbicara tentang kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat kelentukan togok tubuh dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur kelentukan sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya. Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan. Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan. Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan Bompa, 1993 375. Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan kecepatan lari cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain, tanpa kelentukan kecepatan lari tidak berkembang secara optimal. Seorang spiker/smasher dalam permainan bolavoli tidak akan bisa melakukan pukulan spike dengan kuat dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan persendian tubuh, bahu, kaki dan tangan, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan power otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat. Spike/smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan bolavoli disebut dengan teknik memukul spike/smash dengan tingkat koordinasi gerakan melebihi teknik-tknik bolavoli yang lain. Besarnya pengaruh kelentukan terhadap penguasaan ketrampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam, sepak bola, basket, sepak takraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulu tangkis dan lain sebagainya. Pendek kata hampir seluruh cabang olahraga yang memerlukan koordinasi yang tinggi dan rumit memerlukan kelentukan atau fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya, karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat kelentukan yang berbeda. Selain dari fungsi kelentukan yang dijelaskan di atas, kelentukan juga dapat berfungsi untuk keindahan dan kelacaran gerakan seperti yang terlihat dalam olahraga senam dan loncat indah. Manfaat dan tujuan kelentukan Garis besarnya, efektifitas dari aktivitas yang kita lakukan salah satunya dipengaruhi oleh seberapa tingkat kelenturan tubuh kita. 1. Memperbaiki sikap tubuh Kita tentu ingin memiliki postur tubuh yang ideal bukan. Panjang bahu, panjang tulang punggung, panjang kaki semuanya bisa dipengaruhi oleh seberapa lentur persendian dan otot kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat memperbaiki sikap tubuh dan meningkatkan postur tubuh karena latihannya melibatkan otot punggung bagian bawah, dada dan pundak. 2. Membantu meraih prestasi dalam suatu cabang olahraga Seperti yang sudah di ulas sebelumnya bahwa hampir setiap cabang olahraga memerlukan kelenturan tubuh. Tentu olahraga yang melibatkan fisik terkecuali olahraga otak seperti catur. dengan menguasai kelenturan tubuh yang baik akan mengoptimalkan koordinasi otot sehingga meningkatkan gerakan yang diperlukan. Setiap atlet perlu memiliki kelenturan di bagian-bagian tubuh tertentu yang di butuhkan untuk menunjang penampilannya di arena olahraganya. 3. Menghindari terjadinya cedera pada persendian dan pada otot. Apakah anda pernah keseleo? Fakta keseleo adalah satu indikasi seberapa tingkat kelenturan tubuh Anda. Seseorang yang mudah cedera bisa dikatakan memiliki kelenturan tubuh yang kurang baik. Oleh karenanya, cedera pada sendi dan otot dapat dihindari karena gerakan yang lentur dapat menghindari cedera otot akibat benturan. Manfaat latihan kelenturan tubuh juga akan mempengaruhi seberapa cepat kita mampu pulih dari cedera yang kita alami. 4. kecepatan , koordinasi dan kelincahan tubuh dapat dikembangkan. Memiliki persendian dan otot yang fleksibel maka akan mudah sekali dan terasa ringan digerakkan. Berbeda jika mereka yang memiliki kelenturan tubuh yang buruk, maka akan merasakan setiap persendiannya terasa kaku dan sulit bahkan malas untuk bergerak. Kita perlu melatih kelenturan tubuh kita agar aktivitas kerja kita bisa dilakukan dengan cepat dan ringan karena kita memiliki kelenturan tubuh yang baik. 5. Menghemat tenaga saat beraktivitas Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membuat aktivitas bisa kita lakukan dengan ringan dan cepat. Dengan begitu kita tidak akan mengeluarkan banyak energi untuk menggerakkan persendian kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan. 6. Meningkatkan produksi cairan Synovial persendian Manfaat latihan kelenturan tubuh dapat memicu produksi cairan synovial dalam persendian kita. Lalu apa itu cairan synovial? Cairan Synovial adalah pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan persendian pada saat bergerak. Cairan ini juga membantu membawa nutrisi dalam persendian. 7. Meningkatkan kebugaran Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membantu proses kontraksi dan relaksasi otot dapat dilakukan dengan mudah. Tubuh yang lentur dapat meningkatkan manfaat kebugaran jasmani, karena kontraksi otot optimal dan tubuh menjadi luwes dan tidak kaku. 8. Dapat mengurangi nyeri pada punggung bagian bawah Latihan kelenturan dapat mengurangi nyeri pada bagian punggugn yang menjadi penyebab nyeri. Selain itu, dengan latihan kelenturan tubuh dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. Dengan adanya keseimbangan dan koordianasi yang baik lewat latihan kelenturan, dapat mengurangi resiko jatuh dan tubuh lebih gesit dalam bergerak. Macam-macam kelentukan Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan umum dan khusus. Apabila dilihat dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan dinamis 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. Jenis kelentukan ini dibutuhkan oleh olahraga-olahraga yang menuntut berbagai bentuk aktivitas gerak persendian seperti sepak bola, bolavoli, baskek, tenis, senam artistik dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dapat dikatakn bahwa kelentukan umum mencakup semua fungsi persendian untuk dapat melakukan berbagai bentuk gerakan dalam olahraga. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. Misalnya kelentukan pergelangan tangan dan bahu dalam permainan bolavoli atau pergelangan tangan pada olahraga hockey. Jadi, kelentukan khusus lebih terkait dengan kebutuhan olahraganya. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa dilakukan secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching. Pada kelentukan pasif tidak terjadi pengulangan/repetisi gerakan secara terus menerus selama waktu yang ditentukan dan persendian mengalami peregangan sesuai fungsinya. 5 Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan aktif, karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang diinginkan. 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan kelentukan pasif, karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara terus menerus. Peregangan statis static stretching meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang ditentukan misalnya 10 detik. Sedangkan peregangan ballistik ballistic stretching merupakan gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut. Sebagai contoh, membungkukkan badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai raihan maksimum pada lutut, dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk peregangan yang kedua ini identik dengan latihan kelentukan dinamis. Sementara metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan, lakukan kontraksi statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan latihan. Tes kelentukan Tes kelentukan tubuh ke depan forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan Fasilitas/alat Ruangan yang rata, bangku pengukur kelentukan tubuh berskala cm dan inci, kapur halus magnesium bikarbonat, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan Ujung jari keduatangan peserta tes diberi kapur. Peserta tes berdiri diatas bangku dengan kedua kaki rapat, ujung jari kaki tepat berada di tepi bangku pada skala mistar yang terpasang. Kedua ibu jari tangan berkaitan satu sama lain, kedua tungkai lutut harus lurus. Kemudian badan dibungkukkan pelan-pelan dan kedua tangan berusaha mencapai skala serendah mungkin dan sikap ini dipertahankan selama 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang dicapai pada skala dari 2x kedua ujung jari tangan peserta tes dapat mencapai skala di bawah permukaan bangku, maka hasilnya positif sedangkan jika kedua ujung jari tangan hanya dapat mencapai skala di atas bangku, maka hasilnya negatif. Skor tidak di catat apabila, kedua tungkai tidak lurus, kedua kaki menjinjit. Kedua tangan di sentakkan ke depan. Penilaian skor terbaik bekas jari yang terjauh pada skala dari 2x kesempatan, di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes kelentukan tubuh kedepan dengan goniometer Forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan. Fasilitas/alat ruangan yang rata, goniometer, blanko kertas, pensil/pulpen. Pelaksanaan peserta tes berdiri tegak, tangan di samping badan, kedua kaki rapat. Kemudian membungkukkan badan serendah mungkin dengan kedua tangan menjangkau kebawah belakang sejauh mungkin melalui samaping kedua kaki, tetapi tidak boleh berpegangan pada kaki. Yang diukur berapa derajat badan dapat dibungkukkan ke depan. Check poin yaitu, pada tulang yang menunjol pada bahu acromion, sumbunya pada tulang yang menonjol pada pangkal paha anterior superior spina iliaca dengan perpanjangan sudutnya dengan mata kaki. Kesempatan diberikan 2 kali berturut-turut. Skor tidak dicatat apabila, kedua tangkai tidak lurus , kedua kaki menjinjit, kedua tangan memegang kaki. Penilaian skor terbaik berapa derajat badan dapat dibengkokkan ke depan dari 2x kesempatan sebagai hasil akhir peserta tes. Pasau, 1986. Contoh gambar Tes kelentukan duduk jangkau sit and reach test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh kedepan. Reliablitas 0,94 Validitas face validity Fasilitas/alat ruangan yang rata, kotak bangku papan berskala cm dan inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes duduk dilantai dengan posisi dua lutut lurus ke depan, telapak kaki melekat pada kaki bangku berskala cm. Lutut bagian belakang harus menyentuh lantai lutut tidak boleh di tekuk. Pelam-pelan bungkukkan badan, lengan dan tangan lurus kedepan menyentuh mistar skala sejauh mungkin. Sikap ini di pertahankan 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tanmpak pada papan berskala. Skor tidak di catat apabila kedua tungkai tidak lurus, kedua tangan di sentakkan kedepan. Penilaian Skor terbaik 2x kesempatan di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes angkat badan atas trunk lift extension test Tujuan untuk mengukur kelentukan ekstensor badan atas. Fasilitas/alat ruangan yang rata, alat pengukur kelentukan flexiomeasure atau mistar yang di beri tanda pada 6 dan 12 inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes telungkup, kedua tangan di belakang paha dan ujung kaki lurus. Seorang teman jongkong diantara kedua tungkai peserta tes dan menekan kedua pangkal paha. Peserta tes mengangkat kepala dan badannya, kemudian ditahan sebentar untuk diukur jangan memberi saran untuk mengangkat badan melebihi 12 inci. Pengetes mengukur jarak dari lantai ke dagu. Peserta tes kemudian kembali menurunkan badannya. Kesempatan diberikan 2x dan skor yang paling tinggi yang di catat. Apabila angkat badan melebihi 12 inci, maka dicatatan hanya sampai 12 inci. Skor tidak dicatat apabila, pada waktu mengangkat kepala dan badannya di sentakkan ke atas dan tidak ditahan sebentar untuk keperluan pengukuran. Penilaian skor terbaik dari 2x kesempatan pengukuran ketinggian badan/dagu yang di angkat dari lantai, diukur dari lantai ke dagu yang di catat sampai inci paling dekat,sebagai hasil akhir peserta tes. iskandar, dkk. 1999. Contoh gambar Bentuk latihan kelentukan Latihan kelentukan sering kali di lakukan pada bagian pendahuluan dalam suatu sesi latihan dan pada bagian bentuk dan pada bagian penutup latihan terutama pada cabang olahraga permainan. Akan tetapi lain halnya dengan cabang senam, dimana latihan kelentukan sering kali merupakan kegiatan inti latihan. Selain dari pada itu latihan kelentukan dapat dilakukan dengan dan tanpa alat serta dengan pasangan atau teman latihan partner. 1. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Peregangan dinamis Peregangan dinamis atau dynamic stretching atau juga sering disebut peregangan ballistic stretch, adalah peregangan yang mengerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-memantulkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan. 2. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Pereganga statis. Peregangan statis static stretching, adalah peregangan yang dilakukan dengan meregangkan sekelompok otot tertentu misalnaya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan, tangan mencoba menyentuh lantai sikap ini meregangkan kelompok otot belakang paha. Bentuk-bentuk latihan kelentukan adalah melakukan peregangan otot dengan cara berikut ini. a. Latihan Kelentukan Otot Leher Tujuannya melatih kelentukan persendian dan otot leher. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali dengan berdiri tegak, kaki dibuka, kedua tangan dipinggang, dan pandangan ke depan. 2 Kepala dipatahkan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2×4 hitungan. 3 Kepala dianggukkan ke bawah dan ke atas sebanyak 2×4 hitungan. 4 Kepala diputar ke kanan sebanyak empat hitungan. 5 Kepala diputar ke kiri sebanyak empat hitungan. b. Latihan Kelentukan Sendi Pinggul Tujuannya melenturkan sendi dan otot pinggul. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri tegak, kaki rapat, dan tangan lurus di atas kepala. 2 Tekuk lutut kemudian ayunkan lengan dari bawah sampai ke atas kepala. 3 Lakukan gerakan ini secara bergantian dari bawah ke atas dan sebaliknya, sebanyak 5 hitungan. c. Latihan Kelentukan Otot Pinggang Tujuannya melenturkan otot-otot pinggang. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri dengan kaki dibuka dan kedua tangan di pinggang. 2 Bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 3 Luruskan lengan ke atas kemudian bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 4 Letakkan kedua tangan di pinggang kemudian putar badan 5 kali ke kanan dan 5 kali ke kiri. d. Latihan Kelentukkan Sendi Lutut Tujuannya menguatkan persendian lutut. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali berdiri kaki kanan melangkah ke depan kemudian lutut kaki depan ditekuk. 2 Kedua telapak tangan menumpu di lantai dan sejajar dengan kaki depan. 3 Renggutkan pinggul ke bawah berulang-ulang dengan posisi kaki bergantian. 4 Lakukan gerakan ini ke depan dan ke belakang sebanyak 2×4 hitungan. e. Latihan Kelentukan Pergelangan Kaki 1 Berdiri dengan ujung kaki jinjit. Tahan sampai delapan kali hitungan kemudian berjalan. 2 Ambil sikap berdiri. Injakkan sisi telapak kaki kanan dan kiri. Tahan sampai delapan kali hitungan. 3 Pergelangan kaki diputar ke kanan dan ke kiri pada sikap berdiri. Masing-masing kaki dilakukan sampai 8 kali hitungan. f. Latihan Kelentukan Pergelangan Tangan 1 Menggerakkan telapak tangan kanan dan kiri ke atas dan ke bawah dan menahannya sampai delapan kali hitungan. 2 Merapatkan kedua punggung tangan dan menekannya. Tahan sampai sepuluh kali hitungan. BAB III PENUTUP KESIMPULAN . Definisi kelentukan Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Macam-macam kelentukan 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching 5 . Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Bentuk-bentuk latihan kelentukan 1. Latihan kelentukan umum  Latihan pergelangan tangan  Latihan pergelangan/persendian kaki dan lutut  Latihan persendian pinggul  Latihan persendian bahu dan leher  Latihan persendian tulang belakang 2. Latihan kelentukan khusus  Latihan memutar mutar pergelangan tangan dan bahu  Latihan mengayun kedua lengan kedepan, belakang, samping, atas dan kebawah  Gerakan melingkar pada pergelangan kaki, lutut dan panggul  Mengayun tungkai ke depan, belakang dan ke samping  Membungkukkan badan ke depan, belakang dan samping  Latihan peregangan sendiri dan berpasangan SARAN Kami menyarankan kepada pembaca untuk hidup pola sehat dengan melakukan rutinitas olahraga, menghentikan kegiatan merokok, minum-minuman keras, dan jangan mencoba Narkoba. Karena unsur itu dapat memberikan efek buruk terhadap tubuh kita. Oleh karena itu rajinlah berolahraga agar dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita. Kami juga menyarankan kepada generasi penerus bangsa untuk selalu berolahraga. DAFTAR PUSTAKA ,Sumadi, PsikologiPendididkan, Jakarta Raja Suryabrata GranfindoParsada, 1998 Wahyudi, Anton dkk. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Klaten Viva Pakarindo. hhtp// pengubahan Biodata Penulis Ketua MUHAMMAD DANDI SAPUTRA Sekertaris MUH IRZAL SULTAN Bendahara PERTIWI Anggota 1. KAHARUDDIN M NAMA MUHAMMAD DANDI SAPUTRA JABATAN KETUA TTL BULUKUMBA, 12 AGUSTUS 1999 ASAL MAKASSAR JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0895801246349 FOTO NAMA MUH IRZAL SULTAN JABATAN SEKERTARIS TTL WATAMPONE,29 MARET 1999 ASAL KAB. BONE JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0821243160240 FOTO NAMA PERTIWI USMAN JABATAN BENDAHARA TTL BANTAENG,10 NOVEMBER 1999 ASAL KAB. BANTAENG JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0823 4839 5906 FOTO NAMA KAHARUDDIN M JABATAN ANGGOTA TTL PANGKEP, 10 MEI 1998 ASAL KAB. PANGKEP JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 082393567484 FOTO Teknik Penilaian Tes Angkat Badan untuk Peningkatan Pendidikan Teknik Penilaian Tes Angkat Badan dalam Pendidikan Tes angkat badan adalah latihan renang latihan dasar dalam pendidikan jasmani yang sering digunakan sebagai alat ukur kebugaran fisik seseorang. Pada umumnya, tes angkat badan dilakukan dengan menaikkan tubuh melalui dorongan lengan pada sebuah alat yang disebut bar paralel. Pada saat tes dilakukan, peserta diminta untuk mengangkat tubuhnya hingga ke atas sehingga terbebas dari kontak dengan bar paralel. Jumlah secara bertahap meningkat untuk menilai kekuatan dan kelincahan fisik peserta. Teknik penilaian tes angkat badan dapat diatur berdasarkan jumlah pengulangan yang diberikan dan kemampuan peserta dalam mengangkat tubuh mereka. Ada beberapa teknik penilaian dalam tes angkat badan, diantaranya teknik tes dengan metode jumlah pengulangan repetisi, metode jumlah waktu, metode penggunaan bobot tambahan, dan metode pencapaian tujuan. Pada metode jumlah pengulangan, peserta akan diminta melakukan sejumlah pengulangan angkat badan dengan posisi lengan yang dianjurkan. Jumlah pengulangan akan direkam dan dijadikan sebagai penilaian tingkat kebugaran fisik peserta. Semakin banyak pengulangan yang dapat dilakukan, semakin besar kekuatan fisik peserta. Sementara itu, pada metode jumlah waktu, peserta diberi waktu tertentu untuk melakukan angkat badan sebanyak-banyaknya. Kemampuan peserta untuk mengangkat badan dalam waktu yang lama dapat menjadi penilaian kelincahan fisik peserta. Metode penggunaan bobot tambahan akan menambahkan beban pada tubuh peserta saat melakukan angkat badan. Dengan menambah beban, peserta harus meningkatkan kekuatan fisik mereka untuk tetap dapat mengangkat badan mereka secara efektif. Terakhir, metode pencapaian tujuan digunakan untuk menilai kemajuan dalam latihan setelah beberapa kali pelatihan. Peserta akan diberi tujuan untuk dicapai dalam jumlah pengulangan, waktu, atau jumlah beban. Kemajuan dalam mencapai tujuan akan menunjukkan kemajuan peserta dalam kebugaran fisik. Secara keseluruhan, tes angkat badan tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kekuatan dan kelincahan fisik peserta, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kesehatan dan memberikan kepercayaan diri dalam banyak aktivitas fisik yang melibatkan otot lengan dan otot perut. Melakukan tes angkat badan secara rutin memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan fisik seseorang, dan teknik penilaian tes angkat badan yang benar dan efektif akan dapat membantu melacak kemajuan dan memotivasi peserta untuk lebih banyak berolahraga. Tes angkat badan adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan fisik seseorang dengan mengangkat beban. Tes ini biasanya dilakukan oleh atlet atau olahragawan untuk melatih kekuatan angkat beban mereka. Bagi seorang pelatih, tes angkat badan menjadi salah satu kriteria penting dalam menilai perkembangan fisik dan performa atletnya. Ada dua jenis penilaian tes angkat badan, yaitu menggunakan jumlah repetisi ulangan dan menggunakan beban. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Jumlah Repetisi Ulangan Pada penilaian tes angkat badan menggunakan jumlah repetisi, atlet diuji seberapa sering mereka bisa mengangkat beban dalam satu set. Setiap repetisi dihitung hingga jumlah maksimal yang telah ditentukan oleh pelatih. Biasanya, hasil dari penilaian menggunakan repetisi dilakukan secara berulang-ulang agar dapat mendapatkan hasil yang akurat. Dalam pemilihan ulangan, pelatih dapat menyesuaikan jumlah repetisi berdasarkan kemampuan atlet. Penilaian menggunakan jumlah repetisi banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, crossfit, dan powerlifting. Penilaian Tes Angkat Badan Menggunakan Beban Pada penilaian tes angkat badan menggunakan beban, atlet diuji seberapa berat beban yang dapat mereka angkat dalam satu repetisi atau satu set. Pelatih biasanya menyesuaikan jumlah beban berdasarkan kemampuan atlet. Pada poin ini, teknik angkat yang tepat juga menjadi faktor penting dalam menentukan performa atlet. Karena jika teknik angkat tidak tepat, selain tidak mencapai performa yang diinginkan, angkat beban yang salah juga bisa berdampak pada cedera. Penilaian menggunakan beban banyak digunakan dalam olahraga seperti angkat besi, powerlifting, dan olahraga yang melibatkan penggunaan beban lainnya. Kesimpulannya, penilaian tes angkat badan terdiri dari dua jenis, yaitu menggunakan jumlah repetisi dan menggunakan beban. Dalam pemilihan jenis penilaian, pelatih dapat menyesuaikan berdasarkan kemampuan atlet dan jenis olahraga yang dijalankan. Hasil dari penilaian tes angkat badan sangat penting dalam menilai performa atlet dan berpengaruh pada pencapaian prestasi olahraga. Posisi Tubuh yang Tepat 1. Posisi Awal Mulailah dengan berbaring telentang di lantai atau pada alat bantu angkat badan yang disediakan, kepala menghadap ke atas. Kaki disilangkan dan tangan berada di belakang kepala dengan jari menyentuh tengkuk. 2. Hentikan gerakan angkat badan ketika pecut atau telapak kaki sudah vertikal. Bernafaslah dengan teratur dan jangan terburu-buru ketika mengangkat badan. 3. Setelah kepala melewati meja angkat, angkat bagian atas tubuh dan pinggul dari lantai dengan perlahan agar tubuh Anda tidak tercedera. 4. Setelah mencapai ketinggian maksimum, turunkan badan Anda kembali ke posisi awal dengan perlahan-lahan dan kontrol dengan baik gerakan itu Mengatur Nafas 1. Bernafaslah teratur saat melakukan tes angkat badan. Tarikan nafas dilakukan sebelum melakukan gerakan naik dan lewatkan nafas sewaktu turun ke posisi awal. 2. Tarik nafas saat tubuh Anda berada di posisi awal dan menekan tangan ke belakang kepala. 3. Tarik napas, kemudian angkat badan Anda dengan kaki tetap melurus, dan jangan bergerak mengepul saat mengeluarkan nafas. 4. Catat jumlah angkatan yang Anda mampu lakukan dan jumlah napas yang diambil bersamaan dengan itu. Gerakan Angkat Badan yang Benar 1. Gerakan angkat badan seharusnya difokuskan pada otot punggung bagian atas dan perut. 2. Jangan gunakan tangan untuk mendorong kepala ke atas atau membantu melakukan angkatan badan, karena hal ini akan mengurangi efektivitas dari tes angkat badan. 3. Berlatihlah dengan gerakan mengangkat badan secara lambat dan perlahan agar bisa merasakan bagaimana posisi tubuh dan posisi kaki tetap lurus ke atas. 4. Lakukan gerakan tersebut 5 set dengan 10 – 12 angkatan di masing-masing set-nya agar tubuh Anda terbiasa dan kuat dalam melakukan angkat badan. Menghindari Cedera 1. Jangan melakukan tes angkat badan sampai batas yang sangat tinggi atau memaksakan diri untuk melakukan angkatan lebih dari batas kemampuan otot. 2. Jangan melakukan tes ini jika memiliki masalah kesehatan seperti masalah punggung atau jantung. 3. Jangan melakukan tes ini sebelum pemanasan dan selalu atur waktu istirahat antara set latihan agar tubuh tidak kelelahan. 4. Lakukan tes ini di gym atau oefenruimte yang berpengalaman karena alat pengukur dan pengaturan tes biasanya ada di sana dan akan mengurangi resiko cedera. Pemanasan Sebelum melaksanakan tes angkat badan, Anda harus melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dilakukan untuk menghindari cedera dan mengoptimalkan performa dalam tes. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan ringan seperti melakukan gerakan lengan dan kaki, jogging, atau melakukan peregangan. Persiapan Tes Setelah melakukan pemanasan, persiapan tes yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat atau peralatan yang akan digunakan, seperti alat angkat beban atau pull-up bar. Selain itu, pastikanlah bahwa anda beristirahat dengan cukup dan tidak makan terlalu banyak sebelum melaksanakan tes agar performa Anda optimal dalam tes angkat badan. Pelaksanaan Tes Setelah alat dan peralatan disiapkan, pelaksanaan tes dapat dimulai. Lakukan tes angkat badan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pastikan untuk menggenggam alat dengan baik, mengatur pernapasan, dan menjaga postur tubuh selama bergerak naik turun dalam tes tersebut. Catat hasil tes untuk evaluasi performa Anda di masa yang akan datang. Pendinginan Setelah pelaksanaan tes selesai, jangan lupa untuk melakukan pendinginan. Pendinginan meliputi gerakan-gerakan ringan seperti jogging atau melakukan peregangan. Pendinginan dilakukan untuk mengurangi resiko cedera dan membantu mengembalikan detak jantung dan pernapasan ke kondisi normal. Jumlah Repetisi Ulangan atau Beban yang Diangkat Jumlah repetisi atau beban yang diangkat adalah salah satu faktor yang diukur dalam tes angkat badan. Jumlah repetisi yang dilakukan oleh peserta menentukan seberapa kuat dan tahan tubuh dalam mengangkat beban. Adapun besarnya beban yang harus diangkat juga menjadi patokan penilaian, karena semakin berat beban yang mampu diangkat, maka semakin kuat pula tubuh seseorang. Dalam penilaian tes angkat badan, jumlah repetisi atau berat beban yang diangkat akan berpengaruh pada penilaian nilai keseluruhan. Posisi Tubuh Posisi tubuh yang benar sangat penting dalam tes angkat badan, karena akan mempengaruhi kekuatan dan keseimbangan angkat badan. Posisi tubuh yang salah dapat mengakibatkan cedera dan kurangnya hasil yang maksimal dari tes angkat badan. Peserta diharapkan memiliki postur tubuh yang tegak, menyatu dengan beban yang diangkat, serta mampu mengontrol nafas dan denyut jantung ketika melakukan tes angkat badan. Gerakan Angkat Badan yang Benar Gerakan angkat badan yang benar sangat penting untuk menghindari cedera dan memastikan kinerja otot yang terbaik. Peserta diharapkan melakukan gerakan angkat badan dengan tepat, mengangkat beban dengan kekuatan otot, dan menggunakan area tubuh yang terlibat secara seimbang. Terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan dalam tes angkat badan, di antaranya adalah pull-up, chin-up, dan push-up. Namun, tidak sedikit orang yang kurang melakukan gerakan secara benar sehingga merugikan diri sendiri. Waktu Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam tes angkat badan adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan test. Waktu yang diberikan biasanya tergantung pada jumlah repetisi yang ditentukan sebagai standar dalam penilaian. Peserta diharapkan mampu menyelesaikan tes angkat badan dalam periode waktu yang ditetapkan dan masih mampu menjaga kualitas gerakan serta kekuatan tubuh yang mendukung. Kepatuhan terhadap Aturan Tes Angkat Badan Kepatuhan terhadap aturan tes angkat badan juga menjadi faktor yang penting dalam penilaian hasil. Selama melakukan tes angkat badan, peserta diharapkan telah memahami dan melaksanakan aturan yang berlaku. Adanya kepatuhan terhadap aturan akan mempengaruhi kinerja peserta dalam tes angkat badan, serta menunjukkan kemampuan peserta dalam mengikuti instruksi dengan baik dan benar. 1. Meningkatkan Kesehatan dan Kebugaran Tubuh Salah satu kegunaan utama dari penilaian tes angkat badan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tes angkat badan dapat membantu mengukur kemampuan fisik seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan membentuk otot-otot tertentu. Dengan melakukan latihan angkat badan secara teratur, maka otot-otot dalam tubuh akan menjadi lebih kuat, dan tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat secara keseluruhan. 2. Meningkatkan Kemampuan Atletik Penilaian tes angkat badan juga sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan atletik. Atlet yang menguji kemampuan angkat badan mereka akan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan fisik mereka dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan akan dihasilkan program pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan atletik mereka. Latihan ini juga membantu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan atlet dalam olahraga mereka. 3. Menentukan Level Kesehatan Seseorang Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan level kesehatan seseorang. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuh sendiri dan dapat dihitung jumlah repetisi yang mampu dilakukan. Jumlah repetisi ini akan menunjukkan seberapa kuat dan sehat tubuh seseorang dalam mengatasi beban tubuhnya sendiri. 4. Menentukan Program Latihan yang Tepat untuk Setiap Individu Penilaian tes angkat badan juga dapat membantu menentukan program latihan yang tepat untuk setiap individu. Dengan melihat dari hasil tes angkat badan, personal trainer atau pelatih akan dapat menentukan program latihan yang sesuai dengan kemampuan fisik seseorang. Hal ini memungkinkan program latihan untuk menjadi lebih efektif dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan dengan lebih cepat. 5. Menilai Kemajuan Program Pelatihan Tes angkat badan juga dapat membantu menilai kemajuan program pelatihan seseorang. Setelah menjalani program pelatihan yang telah ditentukan, tes angkat badan dilakukan untuk menentukan apakah terjadi peningkatan dalam kemampuan angkat badan seseorang. Dengan mengevaluasi kemajuan ini, pelatih dapat menyesuaikan dan mengubah program pelatihan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 6. Menilai Kemampuan Fisik dalam Kehidupan Sehari-hari Tes angkat badan juga dapat memberikan gambaran tentang kemampuan fisik seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui tes angkat badan, dapat diketahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengangkat beban tubuhnya sendiri, seperti ketika harus membawa barang berat atau anak kecil. Hal ini sangat penting dalam menilai daya tahan dan kebugaran fisik seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 7. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kualitas Hidup Terakhir, penilaian tes angkat badan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup seseorang. Melakukan latihan angkat badan secara teratur dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu menghilangkan stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Semua ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat mereka merasa lebih bugar, bahagia, dan sehat. Teknik Penilaian Tes Eureka Pendidikan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi tentang proses dan produk belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan Rosana, 2014. Dalam memilih teknik penilaian untuk kelompok mata pelajaran, pendidik juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Karakteristik kelompok mata pelajaran . 2. Rumusan kompetensi mata pelajaran dalam KI dan KI L. 3. Rumusan indikator pencapaian setiap KD. Pada dasarnya, teknik penilaian yang digunakan dalam pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu teknik penilaian tes dan non-tes Arifin, 2014. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang teknik penilaian tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes Mardapi, 2007. Tes dibagi menjadi tiga jenis yaitu a tes tulis; b tes lisan; dan c tes perbuatan. a. Tes tertulis paper pencil test Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis. Arifin 2014 119 menyatakan bahwa tes tulis memiliki dua bentuk yaitu bentuk uraian essay dan bentuk objektif objective. 1 Uraian Tes bentuk uraian terdiri dari dua jenis yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Dalam menjawab soal uraian terbatas, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasnya. Walaupun jawaban peserta didik beraneka ragam, tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawaban. Penilaian dalam soal uraian terbatas biasanya pada mata pelajaran sains. Penilaian ini lebih objektif karena setiap langkah memiliki skor. Berbeda halnya pada uraian bebas, peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai kemampuannya. Penilaian uraian bebas biasa digunakan pada mata pelajaran sosial. 2 Objektif Tes objektif juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes ini disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. Jika ditinjau dari tujuannya terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif Mardapi, 2007 88. 1 Tes penempatan Tes penempatan dilakukan di awal pelajaran. Hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Dalam mempelajari suatu bidang studi dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung tersebut dapat diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan. Contohnya, sebelum mempelajari materi dinamika partikel, peserta didik membutuhkan pengetahuan pendukung tentang differensial dan integral. 2 Tes diagnostik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes tersebut dilakukan jika diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberika informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. 3 Tes formatif Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan. 4 Tes Sumatif Tes sumatif diberikan di akhir pelajaran, atau akhir semester. Hasil tes sumatif menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai. Hasil tes dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan belajar, keberhasilan mengajar, serta keduanya. b. Tes lisan Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran Rosana, 2014. c. Tes perbuatan atau praktik atau kinerja Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya Rosana, 2014. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar. Dalam pembelajaran IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera, misalnya mengetahui kerusakan mesin berdasar suaranya, mengetahui nama preparat berdasarkan bayangan benda yang dilihat di bawah mikroskop. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes petik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya seperti mendemosntrasikan cara memasak, cara menghidupkan mesin, atau cara menggunakan mikroskop. Setelah memahami mengenai apa itu yang dimaksud dengan Teknik penilaian tes, selanjutnya alangkah baiknya anda juga memahami bagaimana teknik melakukan penilaian non tes yang biasanya selalu beriringan dalam sebuah penelitian

bagaimana teknik penilaian tes angkat badan